Selasa, 24 Juni 2014

Marhaban Ya Ramadan

Ramadhan
Kau mengetuk hati tuk memastikan
Tentang apakah ada sebentuk kegembiraan
Yang tampak pada senyum jiwa dalam penantian
Kulihat tadi di moshola
Serasa sempit saat penghambaan tereja
Jamaah lebih banyak dari biasanya
Padahal puasa baru kan ada lusa
Ini berarti jelas ada kerinduan
Pada engkau Syahr Al Qur’an (bulan Al Qur’an)
Pada engkau Syahr al Ghufran (bulan ampunan)
Pada engkau Syahr al Ihsan (bulan kebaikan)
Ini berarti jelas kami butuh
Pada engkau Syahr al Rahmah (bulan penuh rahmah)
Pada engkau Syahr al Taubah (bulan taubat)
Pada engkauSyahr al Baraqah (bulan penuh berkah)
Selamat datang Ramadhan
Biarkan aku menikmati semua keindahan
Atas jamuan indah yang kau sajikan

PUISI TENTANG PUASA DI BULAN RAMADHAN


Bila Ramadhan telah tiba.
Berubahlah semua suasana.
Semua muslim bersuka ria.
Menerima bulan Ramadhan yang mulia.
Siang hari harus ditahan lapar dan dahaga.
Sore hari boleh kita berbuka.
Malam hari didirikan shalat malam.
Tiada hentinya orang membaca Al-Qur’an.
Bulan Ramadhan bulan mulia.
Sungguh beruntung orang yang pandai mengisinya.
Dapat mencapai kesucian dirinya.
Memperoleh pahala berlipat ganda.
 Berpuasa sungguh mulia.
Walaupun berat dirasa.
Menahan makan sejak fajar.
Menahan diri dengan hati sabar.
Adzan maghrib telah terdengar.
Kita berbuka terasa segar.
Akhir malam makan sahur. Tak lupa kita bersyukur.

PUISI BILA RAMADHAN MEMANGGIL



Bila Ramadhan memanggilmu
Mengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindumu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam ampunan-Nya
Bila Ramadhan memanggilmu
Sambutlah ia bak tamu istimewa
Kenaglah kelopak hari-hari
Yang telah luruh berguguran
Kenanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus pejalanan
Bersiaplah menjemput giliran
Bila tak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan
Bila ramadhan memanggilmu
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
 Bila Ramadhan memanggilmu
Berlarilah menjemput panggilan-Nya

Kamis, 12 Juni 2014

sabar

Sabar itu Subur

“…Jadi orang itu yang sabar…”
“…Anggaplah itu cobaan dari Allah…”
“…Orang sabar itu disayang Allah…”

Mungkin itu adalah kalimat-kalimat yang seringkali kita dengar dari telinga kita dari orang-orang yang dekat dengan kita. Namun bukan saatnya membicarakan struktur kalimatnya, mana subyek, mana predikat, mana obyeknya, karena ini bukan pelajaran bahasa Indonesia. Yang akan dibicarakan adalah essensinya.

Tidak hanya waktu terkena musibah saja…

Sabar itu apa, ya?
Sabar adalah menahan diri dari kemurkaan terhadap apa yang telah ditaqdirkan, menahan lisan dari berkeluh kesah, dan menahan badan dari berbuat maksiat.

Sabar itu sendiri meliputi beberapa hal:
Sabar ketika menerima musibah
Sabar sewaktu menjalankan perintah agama
Sabar saat meninggalkan maksyat

Jadi, sabar itu tidak cuma sewaktu menerima musibah saja. Akan tetapi sabar juga haruslah ada untuk tetap taat kepada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Maksudnya Bagaimana…??

Biar gampang, dikasih contoh saja. Ketika ada perintah dari Allah untuk shalat shubuh berjama’ah, rasanya sungguh terasa sangat berat. Tidak berhenti sampai disitu saja, lebih parah kalau pakai menggerutu segala: “Aduuhh.. lagi khusyuk-khusyuknya tidur, mana udaranya dingin…” Na’udzubillaahi min dzaalik. Kalau kita tidak sabar, tentunya berlalulah waktu tadi –yang sebenarnya adalah ujian- tanpa makna dan berakhir dengan kemenangan telak buat syaithon.

Contoh lain saja misalnya, ketika dijalan raya kita melihat sepasang sejoli (lain jenis-bukan mahram-belum nikah) berboncengan dengan mesranya. Apa yang dirasakan oleh seorang manusia normal?
Kepingin…!!! Dan itu lumrah… Kita tidak bisa membohongi diri sendiri, karena kita orang normal seperti mereka. Namun, apabila kita ingat akan larangan Allah dan rasul-Nya, maka ada-tidaknya sabar akan menentukan langkah kita selanjutnya. Apakah kita sabar dalam menjauhi larangan agama. Ataukah kita menuruti hawa nafsu dan langkah syetan untuk kenikmatan semu yang sifatnya sementara. Sebagai orang yang beriman, sudah pasti akan mengedepankan keta’atan kepada Allah. Jika kita mengaku mencintai-Nya, maka kita bersedia untuk sabar dalam menjalani takdir-Nya, sabar dalam mentaati-Nya, dan sabar dalam menjauhi larangan-Nya.

Allah berfirman –yang artinya-: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan ‘kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya kami kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui mana orang-orang yang benar dan mana orang-orang yang dusta.” (terjemahan Al Qur’an surat Al Ankabut ayat 2-3)

Posisi Istimewa

Sabar ini punya kedudukan yang spesial dalam keimanan seseorang. ‘Ali berkata –yang artinya-: “Sesungguhnya posisi Shabar dengan Iman sebagaimana posisi kepala terhadap jasad” –kemudian beliau mengangkat suaranya- “ketahuilah sesungguhnya tidak ada iman bagi yang tidak bershabar. “ (terjemahan riwayat Bukhary dan Muslim)

Ketika Musibah Menimpa
Saat musibah datang, bagaimana supaya sabar dapat tumbuh di hati?

1. Sadar kita adalah milik-Nya
Semua orang yang beriman mengakui kalau diri ini milik Rabbnya. Maka oleh karena kita milik Allah, maka Allah berhaq melakukan apa saja terhadap milik-Nya. Dia berhaq menimpakan musibah terhadap makhluk-Nya. Dia berhaq memerintahkan apa saja terhadap makhluk-Nya. Dan Dia bebas melarang berbagai macam larangan bagi makhluk-Nya. Oleh karena itu sebagai makhluk yang berakal, kita harus tahu diri. Kita ini milik Allah, maka sudah sewajarnya kita harus patuh dan rela akan segala keputusan-Nya.

2. Taqdir tetap berlaku
Misalkan datang keputusan Allah kepada kita berupa musibah. Apabila kita sabar dan rela, maka pahala dijanjikan sebagai balasannya. Namun bila kita berkeluh kesah dan tiada rasa sabar, maka musibah tetap berlaku bagi kita dan tetap saja kita mengalaminya. Maka lebih baik menjalani cobaan dengan rela daripada menjalani dengan ketidaksabaran. Toh, sama-sama mengalami musibah, tetapi dijalani dengan kesabaran insya Allah berpahala.

Allah berfirman –yang artinya-: “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (terjemahan Al Qur’an surat Ath Thaghabun ayat 11)

AlQamah menafsirkan iman dalam ayat tersebut, yaitu: seseorang yang ketika ditimpa musibah ia meyakini bahwa itu semua dari Allah, maka ia pun ridla dan pasah.

3. Pahala dan Cobaan Berbanding Lurus
Allah menjanjikan pahala bagi mereka yang bersabar. Sebaliknya, Allah murka kepada mereka yang tidak bersabar atas ketentuan-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullaah –yang artinya-: “Sungguh, besarnya pahala setimpal dengan besarnya cobaan, dan sungguh Allah Ta’ala apabila mencintai suatu kaum, diuji-Nya mereka dengan cobaan. Untuk itu barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan dari Allah, sedang barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan Allah.” (terjemahan hadits hasan riwayat Tirmidzi)
Maka bila kita mengalami musibah, bayangkan saja pahala yang akan kita dapat kalau kita mau bersabar.

4. Penghapus Dosa
Rasulullah bersabda -yang artinya-: “Tiada seorang muslim yang menderita kelelahan atau kesusahan hati, bahkan gangguan yang berupa duri melainkan semua kejadian itu akan menjadi pelebur dosa baginya.” (terjemahan hadits riwayat Bukhary dan Muslim)
Seandainya musibah menimpa, jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Insya Allah musibah itu bisa menjadi penggugur dosa-dosa. Sabar, ya..?

5. Hukuman Segera
Musibah yang menimpa bisa jadi merupakan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Seperti sabda Rasulullah –yang artinya-: “Apabila Allah menghendaki terhadap hamba-Nya kebaikan maka Dia menyegerakan hukuman baginya di dunia. Dan apabila Allah mengehendaki keburukan pada seorang hamba-Nya, maka Dia tangguhkan dosanya sampai Dia penuhi balasannya di hari Kiamat” (terjemahan hadits shahih riwayat At Tirmidzy)
Bagi mereka yang terkena musibah, tiada kata lain selain: Sabar. Siapa tahu itu merupakan hukuman dari Allah. Daripada disiksa di akhirat, lebih baik menjalani hukuman di dunia

Teladan Generasi Terbaik Ummat

Tengoklah ke sana, bagaimana kisah kesabaran Rasulullah dalam dakwahnya. Misalnya ketika beliau berdakwah ke Thaif. Bukan hanya dakwahnya tidak diterima, beliau diusir, diteriaki dan dilempari batu. Tindakan yang sangat lancang terhadap beliau. Pengikut Muhammad mana yang tidak bakalan geram nabinya diperlakukan semcam itu?

Tapi lihatlah kesabaran kekasih kita ini…
Beliau didatangi oleh malaikat Jibril dan malaikat penjaga gunung. Malaikat itu menawarkan kepada beliau –yang artinya-: ”Jika engkau mau aku balikkan gunung ke atas mereka, niscaya aku akan melakukannya.”

Apa jawab beliau?
Beliau bersabda –yang artinya-: “Tidak. Boleh jadi Allah akan mengeluarkan dari keturunan mereka orang yang akan menyembah Allah.”

Inilah kesabaran… maka bersabarlah!

Senin, 09 Juni 2014

DZIKIR PAGI,PETANG DAN SETELAH SHOLAT FARDU



Sunnah (1)
BAB PENGANTAR

Berdo’a dan berdzikir adalah bahagian dari ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dan setiap ibadah hendaklah bersandar kepada dalil serta mengambil contoh (ittiba’) kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sebagai bukti kita adalah pengikutnya.

Bacaan do’a dan dzikir-dzikir harian di bawah ini, seluruhnya disumberkan kepada Al-Qur’an dan Hadits yang shahih. Alhamdulillah, untuk sampai pada sumber-sumber shahih demikian, kita sangat terbantu oleh jerih payah para ahlul ‘ilmu dari sejumlah generasi terdahulu, yang telah berupaya  mengumpulkan lafaz do’a dan dzikir-dzikir yang sesuai sunnah, mengklasifikasi, dan melakukan metode-metode ilmu hadits yang diperlukan untuk menelusuri dan menguji kesahihannya.

Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam At-Tarmidzi, dan Imam Ibnu Majah adalah sebagian dari ulama-ulama ahli hadits yang memberikan tempat tersendiri mengenai doa-doa dan dzikir-dzikir dalam salah satu bab dari kitab-kitab yang mereka tulis.

Di kalangan generasi kemudian, buku “Do’a dan  Wirid,” karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas, yang diterbitkan oleh Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Jakarta, adalah salah satu buku yang banyak dijadikan rujukan. Selain mengumpulkan daftar doa-doa dan dzikir-dzikir sesuai sunnah, yang teramat penting juga kitab ini dipenuhi catatan kaki berupa deretan dalil-dalil yang menguatkan. Kumpulan doa-doa dan dzikir-dzikir harian dalam blog ini mengambil banyak kemudahan darinya, dan semoga menjadi tambahan amal ibadah di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala bagi penulisnya.

Perintah Dzikir

Dzikir dengan menyebut nama Allah pada pagi dan petang hari, sesungguhnya adalah perintah langsung dari Rabb semesta alam. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzaab : 41-42)


فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ


 ”Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada waktu petang dan pagi.” (Al-Mu’min : 55)

Adapun pengertian petang dan pagi, waktu yang diperintahkan berdzikir padanya, dijelaskan sendiri oleh Allah dalam Surat Qaaf ayat 39 

فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ

”Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Robb mu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).”

Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Rodhiyallohu ’anhu, ia berkata: 
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً

 ”Rasulullah shallallahu ’alaihi wa Sallam bersabda: ’Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat Shubuh sampai terbit matahari lebih aku sukai dari pada memerdekakan empat orang budak dari anak Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat ’Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai dari pada memerdekakan empat orang budak.’” (HR. Abu Dawud no.3182 dihasankan oleh Albani).

Dengan bersandar pada hadits ini pula, Imam Ibnul Qayyim (semoga Allah merahmatinya) menyimpulkan bahwa waktu pagi  yang disyariatkan berdzikir padanya dimulai setelah sholat Shubuh hingga terbitnya matahari. Sedangkan yang dimaksud dengan waktu petang  adalah dimulai setelah shalat Ashar hingga terbenamnya matahari. 

Adapun mengenai urutan bacaan dzikir, tidak ditemukan dalil yang mengharuskan adanya urutan tertentu dalam membaca dzikir pagi dan petang. Oleh karenanya, tulisan ini dengan sengaja mengetengahkan susunan bacaan dzikir pagi dan petang yang berbeda dengan pada umumnya susunan bacaan dzikir pagi dan petang dari banyak penulis. Hal mana dimaksudkan untuk menghindari munculnya pemahaman seolah-olah bacaan dzikir pagi dan petang ini memiliki susunan atau urutan tertentu yang datang dari Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Sallam.

Demikian pula, apakah dalam setiap pagi dan petang tatkala berdzikir, kita harus membaca seluruh bacaan dzikir secara paket (keseluruhan), pun kami tidak mengetahui adanya dalil yang menerangkan demikian. Wallahu A’lam.

Keutamaan Dzikir Pagi dan Petang

Dzikir adalah salah satu ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang mempunyai banyak keutamaan. Selain mendapat keutamaan sebagaimana dzikir pada umumnya, terkhusus untuk dzikir pagi dan petang – sebagaimana akan diterangkan dalam bab-bab berikutnya – masing-masing bacaan dzikir memiliki keutamaan. Dan bagi orang-orang yang mengamalkannya akan mendapat banyak kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ . قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (Hasan lighayrihi; terdapat Jami’ at-Tirmidzi no. 586)

Berikut beberapa faedah dan keutamaan dzikir pagi dan petang :

1.       Terlindung dari gangguan jin
2.       Mencegah dari berbagai kejahatan
3.      Terhindar dari berbagai mara bahaya
4.       Dapat mengantarkan seseorang menjadi ahli surga
5.       Mendapatkan keridhaan Allah pada hari kiamat
6.       Mendapat pahala serupa dengan memerdekakan 10 budak
7.       Ditulis 100 kebaikan dan dihapus darinya 100 keburukan
8.       Mendapat perlindungan dari syetan selama sehari/semalam
9.       Diampuni dosa-dosanya. 


Sistimatika

Kumpulan Dzikir Pagi dan Petang Sesuai Sunnah ini memuat 39 bacaan dzikir yang shahih dari Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam. Keseluruhannya terdiri dari 5 Bab, masing-masing : (1) Bab Pengantar, (2) Bab Bacaan Dzikir di Waktu Pagi....[1], (3) Bab BacaanDzikir di Waktu Pagi....[2], (4) Bab Bacaan Dzikir di Waktu Petang....[1], dan (5) BabBacaan Dzikir di Waktu Petang....[2].

Untuk memudahkan bagi yang tidak bisa membaca tulisan arab, masing-masing bacaan dzikir telah disertai dengan cara baca dalam tulisan latin. Diikuti kemudian terjemahan dalam bahasa Indonesia, beserta keterangan mengenai sumber dan dalil bagi setiap bacaan dzikir. Mudah-mudahan bisa memberi manfaat.



BAB BACAAN DZIKIR DI WAKTU PAGI ..... [1]

Bab ini memuat bacaan-bacaan dzikir yang disunnahkan dibaca pada pagi hari. Defenisi ”pagi” sebagaimana telah diuraikan di dalam bab pengantar, adalah waktu yang terdapat di antara waktu subuh sehingga terbitnya matahari. Meski dijumpai terdapat perbedaan di kalangan mufassir berkenaan dengan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan waktu ”pagi” ini, akan tetapi tulisan ini kiranya mencukupkan diri dengan mengikuti pemahaman Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah demikian.



Kumpulan bacaan dzikir di waktu pagi ini dimuat dalam dua bab terpisah, masing-masing : Bab Bacaan Dzikir di Waktu Pagi.....[1] dan  Bab Bacaan Dzikir di Waktu Pagi.....[2]. Seluruhnya memuat 20 bacaan dzikir pagi. Berikut ini 9 dari 20 bacaan dzikir pagi yang sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu ’Alayhi Wasallam.

1.        Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

 أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallåhu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir, råbbi as-aluka khåyrå maa fiy hadzal yaum, wa khåyrå maa ba’dahu, wa a-’uudzubika min syarri maa fiy hadzal yaum, wa syarri maa ba’dahu, råbbi a-’uudzubika minal kasali wa suu-il kibari, rabbi a’uudzubika min ‘adzaabin finn naar, wa ‘adzaabin fil qåbri.

”Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, dan segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Råbb, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari sifat malas dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepadaMu dari siksaan di neraka dan siksaan di kubur.”

Keterangan : Bacaan dzikir ini shahih antara lain ditemukan dalam HR. Abu Dawud no. 5071, HR. Muslim IV/2088 no. 2723, dan HR. at-Tirmidzi 3390. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud Rodhiallohu ‘anhu.

2.      Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

  اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Allåhumma bika ash-bahna, wa bika amsaynaa, wa bika nahyaa, wabika namuut, wa ilaykann nusyuur.

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”

Keterangan : Dzikir ini bersumber dari hadits riwayat Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.1199, lafazh ini ada­lah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.


3.      Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

ash-bahnaa ‘ala fithråtil islaam, wa ‘ala kalimatil ikhlaash, wa ‘ala diiniy nabiyyina muhammadin shållallåhu ‘alayhi wa sallam, wa ‘ala millati abiina ibråhiima haniifan muslimaa, wa maa kaana minal musyrikiin.

”Di waktu pagi kami berada diatas fithrah agama Islam, dan diatas kalimat ikhlas, dan diatas agama Nabi kami, Muhammad shållallåhu ‘alayhi wa sallam, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang yang musyrik.”

Keterangan: HR. Ahmad III/406, 407, V/123, ad-Darimi II/292 dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 34, dari Abdurrahman bin Abi Abza. Lihat Misykaatul Mashaabiih no. 2415, Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 4674, shahih

4.     Ayat Kursi Dibaca Pagi 1x (satu kali) :


اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ


 Allaahu laa ilaaha illaa huw, al hayyul qayyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim. 

”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Baqarah: 255)

Keterangan : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari." (HR. Al-Hakim 1/562, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/418 no. 662, shahih).


5.      Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

SAYYIDUL ISTIGHFAR

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

 Allåhumma anta råbbiy, laa ilaaha illa anta, khålaqtaniy wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika, wa wa’dika, mas tathå’tu, a’uudzubika min syarri maa shåna’tu, abuu-u laka wa ni’matika ‘alayya, wa abuu-u bidzanbiy, faghfirliy, fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.

“Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan apa yang aku perbuat. Aku mengakui nikmatMu (yang Engkau berikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia ter­masuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga." (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus R.A.


6.     Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Rådhitu bilaahi råbba, wa bil islaami diinaa, wa bi muhammadin shållallåhu ‘alayhi wa sallama nabiyya.

“Aku ridho Allah sebagai Rabbku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku, dan Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Sallam sebagai nabiku (yang diutus oleh Allah).”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepada­nya pada hari Kiamat." HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/415 no. 657, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat juga Shahiih al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma'aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.

7.      Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ


Allåhumma ‘aafiniy fiy badaniy, Allåhumma ‘aafiniy fiy sam’iy, Allåhumma ‘aafiniy fiy bashåriy. Laa ilaaha illa anta. Allåhumma inniy a’uudzubika minal kufri wal faqri, wa a-’uudzubika min ‘adzaabil qåbri, laa ilaaha illaa anta.

“Ya Allah! Selamatkan tubuhku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan pendengaranku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan penglihatanku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau.”

Keterangan : HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih al-Adabil Mufrad no.539.

8.      Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :


بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ


Bismilaahilladziy, laa yadhurru ma ‘asmihi syay’un fil ardhi wa laa fis samaa wahuwas samii’ul ‘aliim

“Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya, tidak ada sesuatupun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang mem­bahayakan dirinya." HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088, Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir dan Ibnu Majah no. 3869. Dari Usman bin ‘Affan R.A. lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/514, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.


9.     Dibaca Pagi 1x (satu kali) :
  
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allåhumma inni as-alukal ‘afwaa wal ‘aafiyah, fid-dunya wal aakhiråh, allåhumma inniy as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah, fi diinii wa dunyaayaa wa ahliy wa maaliy. Allahummastur ‘awraatiy, wa aamin råw-’aatiy. Allåhummah fazhniy min bayni yadayya, wa min khålfiy, wa ‘an yamiiniy wa ‘an syimaaliy wa min fawqiy, wa a-’uudzubika bi ‘azhåmatika an-ughtaala min tahtiy.

”Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, ke-luargaku dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aibku dan segala sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Peli-haralah aku dari depanku, dari belakangku, dari ka-nanku, dari kiriku, dan dari atasku. Dan aku berlindung dengan kebesaranMu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari jatuh atau dibenamkan ke dalam bumi).”

Keterangan : HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.1200, Abu Dawud no. 5074, Ibnu Majah no. 3871, an-Nasai VIII/282, al-Hakim 1/517-518, dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhu. Lihat Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih.

BACAAN DZIKIR DI WAKTU PAGI ..... [2]

Bab ini merupakan lanjutan dari Bab Bacaan Dzikir di Waktu Pagi.....[1] sebelumnya. Bab yang diberi judul Bab Bacaan Dzikir di Waktu Pagi.....[2] ini, seluruhnya memuat 11 dari 20 bacaan dzikir pagi yang ada dalam bahasan kita. Berikut ini lanjutan bacaan dzikir pagi yang sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu ’Alayhi Wasallam.

1.        Surat Al-Ikhlas (Dibaca Pagi 3x) :

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ>>للَّهُ الصَّمَدُ>> لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ>> وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَد

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
- See more at: http://faisalchoir.blogspot.com/2011/09/dzikir-pagi-dan-petang-sesuai-as-sunnah.html#sthash.jj6sb1Ew.dpuf
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
- See more at: http://faisalchoir.blogspot.com/2011/09/dzikir-pagi-dan-petang-sesuai-as-sunnah.html#sthash.jj6sb1Ew.dpuf
Qul huwallaahu ahad. Allaahusshamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahu kufuwan ahad.

Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu.  Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,  dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

HR. Abu Dawud no. 5082, an-Nasa-i VIII/250 dan at-Tirmidzi no. 3575, Ahmad V/312, Shahiih at-Tirmidzi no. 2829, Tuhfatul Ahwadzi no. 3646, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/411 no. 649, hasan shahih

2.      Surat Al-Falaq (Dibaca Pagi 3x) :

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ>> مِن شَرِّ مَا خَلَقَ>> وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ>> وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ>>  وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ>>

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ  وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
- See more at: http://faisalchoir.blogspot.com/2011/09/dzikir-pagi-dan-petang-sesuai-as-sunnah.html#sthash.jj6sb1Ew.dpuf

Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba. Wamin syarrin naffaatsaati fii al'uqadi. Wamin syarri haasidin idzaa hasada.

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh,  dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,  dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,  dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki ". 

HR. Abu Dawud no. 5082, an-Nasa-i VIII/250 dan at-Tirmidzi no. 3575, Ahmad V/312, Shahiih at-Tirmidzi no. 2829, Tuhfatul Ahwadzi no. 3646, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/411 no. 649, hasan shahih


3.      Surat Al-Nas (Dibaca Pagi 3x) :
 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ>> مَلِكِ النَّاسِ>> إِلَهِ النَّاسِ>> مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ>> الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ>> مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ>>

Qul a'uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wannaas.

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia.  Raja manusia.  Sembahan manusia.  Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,  yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,  dari (golongan) jin dan manusia. 

“Barangsiapa membaca tiga surat tersebut setiap pagi dan sore hari, maka (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu”. At-Tirmizi berkata “Hadits ini hasan shahih” HR. Abu Dawud no. 5082, an-Nasa-i VIII/250 dan at-Tirmidzi no. 3575, Ahmad V/312, Shahiih at-Tirmidzi no. 2829, Tuhfatul Ahwadzi no. 3646, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/411 no. 649, hasan shahih

 4.     Dibaca Pagi 1x (satu kali) :


اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ 

Allåhumma ‘aalimal ghåybi wasy syahaadah, faathiris samaa waati wal ‘ardh, råbba kulla sya-in wa maliikah, asyhadu an-laa ilaaha illa anta, a-’uudzubika min syarri nafsi, wa min syarrisy syaythååni wa syirkih, wa an-uq’tarifa ‘ala nafsiy suu-an aw ajurråhu ila muslim.

Ya Allah! Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Råbb pencipta langit dan bumi, Råbb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak untuk diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, dan dari kejahatan setan dan balatentaranya, dan aku (berlindung kepadaMu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.

Keterangan : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘anhu : "Ucapkanlah pagi dan petang dan apabila engkau hendak tidur." HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.1202, HR. At-T irmidzi no. 3392 dan Abu Dawud no. 5067, lihat Shahiih at-Tirmidzi no. 2798, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 914, shahih. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2753.

5.      Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

 يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Yaa hayyu yaa qåyyuum, bi råhmatika astaghiitsu, ash-lihliy sya’niy kullahu, wa laa takilniy ila nafsiy thårfata ‘ayn.

Wahai Rabb Yang Mahahidup, wahai Rabb Yang Mahaberdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan janganlah Engkau serahkan (urusanku) kepada diriku sendiri walaupun hanya sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).”

Keterangan: HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.575, al-Bazzar dan al-Hakim 1/545, lihat Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib I/417 no. 661, ash-Shahiihah no. 227, hasan. Dari Anas RA.

  6.     Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :

 سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ    وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallåhi wa bihamdih ‘adada khåqih, wa ridhåå nafsih, wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.

“Mahasuci Allah dan aku memujiNya sebanyak bilangan makhlukNya, Mahasuci Allah sesuai keridhaan-Nya, Mahasuci Allah seberat timbangan arasy-Nya, dan Mahasuci Allah sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya.”

Keterangan : HR. Muslim no. 2726. Syarah Muslim XVII/44. Dari Juwariyah binti al-Harits RA.

7.      Dibaca Pagi 1x (satu kali) :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma inniy as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqon toyyiban, wa’amalan mutaqobbalan.

"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima."

Keterangan : HR. Ibnu Majah no. 925, Shahiib Ibni Majah 1/152 no. 753 dan Ibnus Sunni dalam 'Amalul Yaum walLailah, shahih.

 8.      Dibaca Pagi 10x atau 1x :
 
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.

“Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia-lah yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Keterangan : HR. Abu Dawud no. 5077, Ibnu Majah no. 3867,  dari Abu ‘Ayyasy Azzuraqy RA, Shahiih Jaami'ish Shaghiir no. 6418, MisykaatulMashaabiih no. 2395, Shahiih at-Targhiib I/414 no. 656, shahih.

  9.     Dibaca Pagi 100x :

 لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

 Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.

“Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia-lah yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, baginya perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat men­datangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya ke­cuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu." HR. Al-Bukhari no. 3293 dan 6403, Muslim IV/2071 no. 2691 (28), at-Tirmidzi no. 3468, Ibnu Majah no. 3798, dari Sahabat Abu Hurairah RA. Penjelasan: Dalam riwayat an-Nasa-i ('Amalul Yaum wal Lailah no. 580) dan Ibnus Sunni no. 75 dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya dengan lafazh: "Barangsiapa membaca 100x pada pagi hari dan 100x pada sore Hari."... Jadi, dzikir ini dibaca 100x di waktu pagi dan 100x di waktu sore. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2762

 10.  Dibaca Pagi 100x :

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaanallåhi wa bihamdih.

“Maha Suci Allah, aku memuji-Nya.”

Keterangan : HR. Muslim no. 2691 dan no. 2692, Syarah Muslim XVTV 17-18, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 653. Jumlah yang terbanyak dari dzikir-dzikir Nabi adalah seratus diwaktu pagi dan seratus diwaktu sore. Adapun riwayat yang menyebutkan sampai seribu adalah munkar, karena haditsnya dha'if. (Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha-'iifah no. 5296).

11.     Dibaca Pagi (atau Sehari-semalam) 100x :

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullåha wa atuubu ilayh

Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.

Keterangan : Dzikir ini dibaca 100 kali dalam sehari, boleh dipagi hari atau sore hari. HR. Al-Bukhari/ Fat-hul Baari XI/101 dan Muslim no.2702. Dari Ibnu 'Umar ia berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ber­sabda: 'Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.'" HR. Muslim no. 2702 (42).
    Dalam riwayat lain dari Agharr al-Muzani, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya hatiku terkadang lupa, dan se­sungguhnya aku istighfar (minta ampun) kepada Allah dalam sehari seratus kali." (HR. Muslim no. 2075 (41))
  Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan: 'Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Dia, Yang Maha hidup lagi Mahaberdiri sendiri dan aku ber­taubat kepada-Nya.' Maka Allah akan mengampuni dosanya meskipun ia pernah lari dari medan perang." HR. Abu Dawud no. 1517, at-Tirmidzi no. 3577 dan al-Hakim I/511. Lihat Shahiih at-Tirmidzi III/182 no.2831.
    Adapun ayat Al-Qur’an yang menganjurkan istighfar dan taubat di antara­nya: (QS. Huud: 3), (QS. An-Nuur: 31), (QS. At-Tahriim: 8) dan lain-lain.
BAB BACAAN DZIKIR DI WAKTU PETANG ..... [1]

Umumnya bacaan dzikir Rasulullah yang dibaca pada petang hari sama dengan bacaan dzikir beliau pada pagi hari. Hanya ada satu bacaan dzikir yang ditemukan “khusus” untuk dibaca pada petang hari, dan dua bacaan dzikir “khusus” untuk dibaca pada pagi hari. Selebihnya, sebagian besar bacaan dzikir dengan lafaz yang sama, dan sebagian bacaan lainnya hanya menyesuaikan dengan konteks waktu (pagi atau petang). 

Sama seperti kumpulan dzikir di waktu pagi, kumpulan dzikir di waktu petang ini juga kita muat dalam dua bab terpisah, masing-masing : Bab Bacaan Dzikir di Waktu Petang.....[1] dan  Bab Bacaan Dzikir di Waktu Petang.....[2]. Berikut ini bacaan dzikir petang yang sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu ’Alayhi Wasallam.

1.        Dibaca Petang 1x (satu kali) :


أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ  

Amsaynaa wa amsal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallåh, wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir. Råbbi as-aluka khåyrå maa fiy hadzihil laylah, wa khåyrå maa ba’dahaa, wa a-’uudzubika min syarri maa fiy hadzihil laylah, wa syarri maa ba’dahaa. Råbbi a’uudzubika minal kasal, wa suu-il kibar. Råbbi a’uudzubika min ‘adzaabin finn naar, wa ‘adzaabin fil qåbr.

Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala se-suatu. Wahai Rabb, aku memohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari sifat malas dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di kubur.

Keterangan : Bacaan dzikir ini shahih antara lain ditemukan dalam HR. Abu Dawud no. 5071, HR. Muslim IV/2088 no. 2723, dan HR. at-Tirmidzi 3390. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud Rodhiallohu ‘anhu.


 2.      Dibaca Petang 1x (satu kali) :

اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ 

Allåhumma bika am-saynaa, wa bika ash-bahnaa, wa bika nahyaa, wabika namuut, wa ilaykal mashiir.

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup, dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk)”

Keterangan : Dzikir ini bersumber dari hadits riwayat Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.1199, lafazh ini ada­lah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.

 3.      Dibaca Petang 1x (satu kali) :
 

أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ


amsaynaa ‘ala fithråtil islaam, wa ‘ala kalimatil ikhlaash, wa ‘ala diiniy nabiyyina muhammadin shållallåhu ‘alayhi wa sallam, wa ‘ala millati abiina ibråhiima haniifan muslimaa, wa maa kaana minal musyrikiin.

Di waktu petang kami berada di atas fithrah agama Islam, dan di atas kalimat ikhlas,
dan di atas agama Nabi kami, Muhammad shållallåhu ‘alayhi wa sallam, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang yang musyrik.

Keterangan: HR. Ahmad III/406, 407, V/123, ad-Darimi II/292 dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 34, dari Abdurrahman bin Abi Abza. Lihat Misykaatul Mashaabiih no. 2415, Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 4674, shahih

 4.     Ayat Kursi (Dibaca Petang 1x) :
 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allaahu laa ilaaha illaa huu, al hayyul qoyyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim. 

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al-Baqarah: 255)

Keterangan : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari." (HR. Al-Hakim 1/562, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/418 no. 662, shahih).

5.      Dibaca Petang 1x (satu kali) :

SAYYIDUL ISTIGHFAR

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ 

Allåhumma anta råbbiy, laa ilaaha illa anta, khålaqtaniy wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika, wa wa’dika, mas tathå’tu, a’uudzubika min syarri maa shåna’tu, abuu-u laka wa ni’matika ‘alayya, wa abuu-u bidzanbiy, faghfirliy, fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.

Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan apa yang aku perbuat. Aku mengakui nikmatMu (yang Engkau berikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.

Keterangan : "Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia ter­masuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga." (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus R.A.

6.     Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :
 
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Rådhitu bilaahi råbba, wa bil islaami diinaa, wa bi muhammadin shållallåhu ‘alayhi wa sallama nabiyya.

“Aku ridho Allah sebagai Rabbku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku, dan Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Sallam sebagai nabiku (yang diutus oleh Allah).”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepada­nya pada hari Kiamat." HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/415 no. 657, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat juga Shahiih al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma'aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.

7.      Dibaca Petang 3x (tiga kali) :
 
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allåhumma ‘aafiniy fiy badaniy, Allåhumma ‘aafiniy fiy sam’iy, Allåhumma ‘aafiniy fiy bashåriy. Laa ilaaha illa anta. Allåhumma inniy a’uudzubika minal kufri wal faqri, wa a-’uudzubika min ‘adzaabil qåbri, laa ilaaha illaa anta.

Ya Allah! Selamatkan tubuhku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan pendengaranku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan penglihatanku (dari penyakit, dari maksiat, atau dari apa-apa yang tidak aku inginkan). Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau.

Keterangan : HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih al-Adabil Mufrad no.539.

8.      Dibaca Pagi 3x (tiga kali) :
 
بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Bismilaahilladziy, laa yadhurru ma ‘asmihi syay’un fil ardhi wa laa fis samaa wahuwas samii’ul ‘aliim

“Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya, tidak ada sesuatupun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.”

Keterangan : "Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang mem­bahayakan dirinya." HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088, Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir dan Ibnu Majah no. 3869. Dari Usman bin ‘Affan R.A. lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/514, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.

9.     Dibaca Petang 1x (satu kali) :
 
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allåhumma inni as-alukal ‘afwaa wal ‘aafiyah, fid-dunya wal aakhiråh, allåhumma inniy as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah, fi diinii wa dunyaayaa wa ahliy wa maaliy. Allahummastur ‘awraatiy, wa aamin råw-’aatiy. Allåhummah fazhniy min bayni yadayya, wa min khålfiy, wa ‘an yamiiniy wa ‘an syimaaliy wa min fawqiy, wa a-’uudzubika bi ‘azhåmatika an-ughtaala min tahtiy.

Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, ke-luargaku dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aibku dan segala sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Peli-haralah aku dari depanku, dari belakangku, dari ka-nanku, dari kiriku, dan dari atasku. Dan aku berlindung dengan kebesaranMu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari jatuh atau dibenamkan ke dalam bumi).

Keterangan : HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.1200, Abu Dawud no. 5074, Ibnu Majah no. 3871, an-Nasai VIII/282, al-Hakim 1/517-518, dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhu. Lihat Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih.
BAB BACAAN DZIKIR DI WAKTU PETANG ..... [2]

Bab ini merupakan lanjutan dari Bab Bacaan Dzikir di Waktu Petang.....[1] sebelumnya. Bab yang diberi judul Bab Bacaan Dzikir di Waktu Petang.....[2] ini, seluruhnya memuat 11 dari 20 bacaan dzikir petang yang ada dalam bahasan kita. Berikut ini lanjutan bacaan dzikir petang yang sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu ’Alayhi Wasallam.

1.        Surat Al-Ikhlas (Dibaca Petang 3x) :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ>> اللَّهُ الصَّمَدُ>> لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ>> وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Qul huwallaahu ahad. Allaahusshamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahu kufuwan ahad.